Kebumen, (25/08). Nuansa hari kemerdekaan masih sangat terasa di desa Arjowinangun, Puring, Kebumen, Jawa Tengah. Bendera masih tegak terpasang di tiap rumah dan umbul-umbul masih berjajar di sepanjang jalan. Matahari mulai bergeser dari teriknya, saat sejumlah anak dengan gembira mengayuh sepeda dengan membawa bingkisan diikat bendera di keranjangnya.
Mereka adalah anak-anak Rumah LIterasi Saung Aksara binaan Rumah Zakat yang akan mengunjungi para simbah lansia dan mengantarkan kado cinta. Didampingi relawan inspirasi Siti Mubarotun, mereka datang ke 5 simbah dhuafa dan atau tinggal sebatang kara. Bergantian mereka memberikan bingkisan dan kado berupa kain jarik yang diterima para simbah dengan penuh haru dan bahagia.
Anak-anak juga bercengkrama sejenak bersama para simbah. Mbah Parsiyem yang menanyakan si A atau si B anak siapa, cucunya siapa, lalu Mbah Sumiyati yang bercerita tentang masa kecilnya saat Indonesia masih terjajah. Atau Mbah Siroh yang mengeluhkan kakinya yang sering kesemutan dan susah untuk berjalan.
Tak terasa, selesai sudah kunjungan ke 5 rumah lansia. Kunjungan yang mungkin tak lama, tapi meninggalkan kesan yang bergitu bermakna. Bagi anak-anak, apatah lagi bagi para lansia.
“Mata kanan mbah kedutan dari kemarin, ternyata bener, mau kedatangan anak wedok (perempuan)”, ujar Mbah Sumiyati terkekeh saat melihat relawan inspirasi bersama anak-anak dan bu kadus yang selalu menemani.
#RumahZakat #PemberdayaanKesehatan #RamahLansia